Sabtu, 22 September 2012

Cerita Mengharukan

Embun. Aku memanggilnya embun. Titik – titik air yg jatuh dari langit di malam hari dan berada di atas dedaunan hijau yang membuatku damai berada di taman ini, seperti damai nya hatiku saat berada disamping wanita yang sangat aku kagumi, embun.

“ngapain diam di situ, ayo sini rei…” teriakan embun yang memecahkan lamunanku.

Akupun menghampirinya, dan tersenyum manis dihadapan nya.

“gimana kabarm
u embun?”

“seperti yang kamu lihat, tak ada kemajuan. Obat hanyalah media yang bertujuan memperparah keadaanku. Dan lihat saja saat ini, aku masih terbaring lemah dirumah sakit kan?”, Keluhnya.

“obat bukan memperparah keadaanmu, tapi mencegah rasa sakitnya. Embun,, kamu harus optimis ya”.

“hei rei, aku selalu optimis. Kamu nya aja yang cengeng. Kalo jenguk aku pasti kamu mau nangis,, iya kan? Udahlah rei,,, aku udah terima semua yang di takdirkan Tuhan,, dan saatnya aku untuk menjalaninya, kamu jgn khawatir, aku baik-baik aja kok”. Benar kata embun, aku selalu ingin menangis ketika melihat keadaannya. Lelaki setegar apapun, pasti akan sedih melihat keadaannya, termasuk aku.

***

Sudah 2 minggu tak kutemui senyum embun di sekolah. Sangat sepi yang aku rasakan. Orang yang aku cintai sedang bertaruh nyawa melawan kanker otak yang telah merusak sebagian hidupnya. Apa? Cinta? Apakah benar aku mencintainya??? Entahlah,, aku hanya merasakan sakit di saat melihat dia seperti ini. ya Tuhan, izinkan aku menggantikan posisinya. Aku tak ingin melihat wanita yang aku sayangi terbaring lemah di sana. Tolong izinkan aku.

Seperti biasa, aku menyempatkan diri setelah pulang sekolah untuk pergi menjenguk embun di rumah sakit.

“hai embun,, bagaimana kabarmu?”

“sudah merasa lebih baik di bandingkan hari kemarin. Gimana keadaan sekolah kita?”

“baik juga. Cuma… ada sedikit keganjalan.”

“keganjalan apa rei?”

“karena di sana tak kutemukan senyummu embun….”

“ada ada aja kamu rei,,, hahaha. O iya, kata dokter, besok aku udah di izinin pulang lho. Aku senang banget. Kamu bisa kan jemput aku di sini”.

“apa? Serius?” tanyaku kaget dan senang juga.

“sejak kapan aku bisa bohong sama kamu. Aku serius reivan. Hehehhe”.

“gak perlu sebut nama lengkapku embun azzula,, aku percaya kok”. Senang sekali bisa melihat senyum dan tawamu embun,,, bathinku.

***
Waktu terasa cepat berlalu, karena sekarang aku sudah berada tepat di depan pintu kamar embun. Aku mengetuknya dan…” pagi embun,,”

“pagi juga reivan,, gimana, kamu dah siapkan antar aku kemanapun aku mau…?”

“siap tuan putri,, aku selalu siap mengantarmu kemanapun engkau mau. Heheheh”

“ok,, sekarang aku pengen ke taman. Tempat kita pertama kali bertemu rei,, kamu bisa antar aku ke sana kan?”.

“siip, berangkat”.

Taman ini menjadi tempat favorit kami. Sedih, suka, marah akan kami lontarkan di tempat ini. Tempat yang penuh dengan bunga-bunga yang kami tanam dari nol. Ya, taman ini karya kami. Taman yg terletak tepat di belakang gedung sekolah. 1 petak tanah yg tak pernah tersentuh oleh tangan manusia, ntah apa alasan mereka. Tanah yg tandus, bunga yg layu telah kami sulap menjadi taman cinta yang begitu indah, yang di tumbuhi bunga2 kesukaan kami. Sejak embun di rawat di rumah sakit, aku tak pernah mengunjungi taman ini, walaupun dekat dengan sekolahku.

“rei, kenapa semua bunga di sini layu,, apakah tak pernah kamu rawat?”. Tanyanya. Apa yang harus aku jawab,, aku tau, dia pasti marah.

“mereka layu karena tak ada embun di sini”. jawabku seadanya.

“embun? Bukannya tiap pagi selalu ada embun yg membasahinya?”

“tak ada yg lebih berarti selain embun azzula bagi tanaman ini, termasuk aku”. Jelasku yg membuat dia terdiam sesaat.

“maksud kamu?”, dia menatapku dalam.

“tak ada,, mereka cuma butuh embun azzula yg merawatnya, bukan embun biasa dan aku. Mereka kesepian, karena sudah 2 minggu tak melihat senyum dan tawamu embun”.

“ya, aku menyadarinya itu. Sahabat,,, maafin embun ya,,, maaf selama ini embun gak bisa merawat sahabat serutin kemarin. Itu karena kesehatan embun yg semakin berkurang. Dulu embun bisa berdiri sendiri, sekarang embun harus menggunakan tongkat, kursi roda dan bahkan teman. Teman seperti rei, yg bisa memapah embun. Thanks y rei..”

“eh,, ii iya, iya embun, sama sama.”

Sudah seharian kami di sini,, tanpa di sadari embun terlelap di pangkuanku. Menetes airmataku ketika melihat semua perubahan fisik yg terjadi padanya. Wajahnya yg pucat, tubuhnya yg semakin kurus, dan rambutnya yg semakin menipis, membuat aku kasihan. Kenapa harus embun yg mengalaminya? Tapi aku juga salut, tak pernah ada airmata di wajahnya. Dia sangat menghargai cobaan yg diberikan Tuhan kepadanya, dia selalu tersenyum, walaupun sebenarnya aku tau, ada kesedihan dibalik senyum itu.

“rei…” desahnya

“ia embun. Kamu dah bangun ya? Kita pulang sekarang yuk,,, “ ajakku ketika dia sadar dari mimpinya.

“aku mau di sini terus rei,, kamu mau kan nemenin aku. Aku mau menunggu embun datang membasahi tubuhku. Sudah lama sekali aku tak merasakannya”.

“tapi angin malam gak baik buat kesehatan kamu”.

“aku tau, tapi untuk terakhir kali nya rei,,, pliss…”.

“maksud kamu apa? Aku gak mau dengar kalimat itu lagi”.

“gak ada maksud apa-apa,,, kita gak tau takdir kan. Dah ah,, kalo kamu gak mau nemenin aku, gak apa-apa. Aku bisa sendiri”.

“gak mungkin aku gak nemenin kamu embun,, percayalah… aku akan selalu ada untukmu”.

“ gitu dong,, itu baru sahabat aku.” Ucapnya sambil melihat bunga-bunga di sekelilingnya.

“embun…”

“ya,,,”

“kamu suka dengan embun?”

“sangat. Aku sangat menyukainya. Embun itu bening, sangat bening. Dan bening itu menyimpan sejuta kesucian. Aku ingin seperti embun, bening dan suci. Menurutmu bagaimana?”

“aku juga mencintai embun. Mencintai embun sejak mengenal embun”.

“rei, kamu tau… aku ingin seperti embun. Embun yang bisa hadir dan memberi suasana beda di pagi hari. Embun yg selalu di sambut kedatangannya oleh tumbuhan”.

“kamu sudah menjadi embun yg kamu inginkan.”

“maksudmu?”

“tak ada”.

Aku sengaja merahasiakan perasaanku terhadapnya. Karena aku tau, tak ada kata “ya” saat aku menyatakan perasaanku nanti. dia tak mau pacaran, dan dia benci seorang kekasih, ntah apa alasannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Embun pun terlelap kelelahan di sampingku.

“embun,,,, embun,,,,,, bangun embun,, sekarang sudah pagi. Katanya mau melihat embun, ayo bangun” pujukku,, tapi tak kudengarkan sahutan darinya.

“ayolah embun, bangun. Jangan terlelap terlalu lama…” aku mulai resah, apa yg terjadi. Kurasakan dingin tubuhnya, tapi aku menepis fikiran negatif ku. Mungkin saja dingin ini berasal dari embun pagi.

“embun sayang,, ayo bangun. Jangan buat aku khawatir”. Lagi lagi tak kudengarkan sahutannya. Tubuhnya pucat, dingin, kaku... Aku mencoba membawanya kerumah sakit dengan usahaku sendiri. Dan,,, “ kami sudah melakukan semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkehendak lain. Embun sudah menghadap sang pencipta” itulah kata-kata dokter yg memeriksa embun yg membuat aku bagai tersambar petir. Aku lemah, jatuh, dan merasa bersalah. Kalau tak karena aku yang mengajaknya ke taman, mungkin tak kan seperti ini. Ya Tuhan, kenapa ini terjadi… aku tak sanggup.
***

Beberapa bulan kemudian….
Aku temui surat berwarna biru dan ada gambar embun di surat itu.

Teruntuk reivan Embun…
Titik titik air bening yang jatuh dari langit
Dan membasahi kelopak bunga yang aku sukai.
Aku ingin seperti embun, yg bisa hadir di hati orang
Yang menyayanginya. Tapi aku tak menemui siapa orang itu???

Rei … makasih ya, dalam waktu terakhirku, kamu bisa menjadi embun di hatiku. Dan tak kan pernah aku lupakan itu. Rei,, maaf kalau sebenarnya aku suka sama kamu. Aku sengaja tak mengungkapkannya, karena aku tau.. sahabat lebih berharga di banding kekasih.

O ia rei,,, tolong rawat taman kita ya,, aku gak mau dia layu karena tak ada yg memperhatikannya lagi. Karena taman itu adalah tempat pertemuan kita pertama dan terakhir kalinya.
sekali lagi,, makasih dah jadi embun selama aku hidup dan tolong,, jadiin aku embun di hatimu ….

Salam manis… embun azzula.

“Embun,,,kamu tau, pertama aku kenal kamu, kamu telah menjadi embun dihidupku, yang menyejukkan hatiku. Dan kamu adalah butiran bening yang selalu buat aku tersenyum, seperti embun yang selalu buatmu tersenyum.

Taman ini, bukan aku yg akan merawatnya, tapi kita. Dan taman ini tak akan pernah mati, karena kamu selalu ada di sini, di sini rumah mu.” Kalimat terakhirku ketika meletakkan setangkai bunga mawar yg aku ambil dari taman di atas pusaranya. Pusara yg terletak di tengah-tengah taman embun. Dan kunamai taman itu dengan nama EMBUN.

Embun.. yang tak kan pernah mati…






CURHAT TERAKHIR

Curhat Terakhir

Kesempatan itu hanya datang sekali. Tanpa sadar aku telah melewatkan banyak kesempatan emas untuk bisa semakin dekat dengannya. Tapi aku juga tak boleh terlalu menyesalinya, Daripada hanya bisa memandangnya dari jauh tanpa 
berbuat apa-apa. Lebih baik, Aku akan coba beranikan diri untuk maju walau selangkah. Iya, Beginilah caraku bercerita untuk mengungkapkan sebuah kebenarannya.

Malam ini aku mendengarkan suara nyanyiannya di handphoneku sekali lagi, Tak pernah bisa kurasakan hatinya lagi dihatiku seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya di dunia maya.

Kadang kala aku pernah berfikir dia ada di sebelahku sedang duduk bersama sambil menyanyikan sebuah lagu favoritnya, Meskipun aku tahu suaranya itu tidak begitu merdu di telingaku tapi aku juga paham betul bahwa nyanyiannya diteleponku itu adalah sebuah nyanyian daripada isi hatinya yang sedang pilu.

Malam itu jauh dari malam yang tak pernah kubayangkan sebelumnya ketika sebuah sosok yang ku puja selama ini dan yang bisa membuatku bertahan pada kenyataan pahit bisa berubah menjadi boomerang setelah ku lempar hatiku kepadanya tapi yang kembali bukannya hatinya melainkan sebuah jawaban yang entah itu wujudnya palsu atau asli, Dan jawabannya itu sangat menyakitkan sekali yang cukup mampu membunuh perasaanku sendiri.

Sebelumnya, Kita pernah berjanji akan bertemu suatu saat kelak dan mencoba bernyanyi bersama. Bukan dari sebuah speaker handphone lagi atau tempat lain di alam maya namun dari sebuah kenyataan yang sama-sama kami coba untuk bangkit melawan deritanya.

Pernah 3 hari tanpa kabar, Dia tidak menelponku. Ku coba untuk menelponnya, Sayangnya Ia tak mengangkatnya, Ketika kucoba untuk mengirimkan pesan singkat namun ia tidak membalasnya. Padahal aku sangat mengkhawatirkan dengan keadaannya.

Setelah itu ketika malam tiba yang entah ada angin apa? Ia menelponku hanya untuk mengabariku bahwa ia sedang sibuk bersama seseorang yang ia sayangi, dan kejujurannya itulah yang membuat rasa sakitku bertambah genap, Namun untuk yang kedua kalinya aku berbohong pada hatiku sendiri bahwa aku selalu ada dan selalu siap mengangkat telpon darinya, tak perduli aku sibuk maupun sedang tertidur lelap hanya untuk memastikan kalau dia bahagia bersama calon pasangannya.

Berulangkali ia curhat ditelponku mengenai pasangannya tapi ia tak tahu bagaimana perasaanku ketika mendengarnya. Sakit.. sakit sekali..!!? bagai mencintai sesuatu yang tak bisa dimiliki.

Mencoba sabar tak bisa, mengalah pun tak mampu karena rasa cemburu terlanjur menguasai, Apakah ini karma atau semacam balasan setelah aku menyakiti seseorang pada kejadian masa lalu.

Sempat ia marah padaku dengan mengirimkan pesan di layar handphone yang aku punya dan berulang-ulang aku baca isi pesan singkatnya :


“Kita pernah dilukai,
dan mungkin pernah melukai,
tapi karena itu kita belajar,
tentang bagaimana caranya menghargai,
menerima, berkorban dan memperhatikan.“

“Kita juga pernah dibohongi,
dan mungkin pernah membohongi,
tapi dari itu kita belajar tentang kejujuran.“

“Andaikan kita tidak pernah melakukan kesalahan,
mungkin kita tidak pernah belajar,
arti dari meminta maaf dan memberi maaf.“

“Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini,
tidak akan terulang kembali. Namun ada satu hal,
yang masih tetap bisa kita lakukan,
Yaitu belajar dari masa lalu,
untuk hari esok yang lebih baik.“

Hidup adalah proses,
Hidup adalah belajar,
Tanpa ada batas umur,
Tanpa ada kata tua,

JATUH, berdiri lagi,
KALAH, mencoba lagi,
GAGAL, bangkit lagi,
Sampai Tuhan memanggil kita,
“Waktunya PULANG.“

Setelah mengirimkan pesan itu dia menghilang dan aku tak tahu lagi dengan aktifitasnya sehari-hari, Karena aku juga tahu betul bahwa aku mencoba menelponnya pun percuma apalagi mengirimkan pesan singkat yang sudah pasti ia tak akan mau membacanya.

Andai dia tahu, Sebelum aku kembali ke dunia nyataku. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah mengisi hari-hariku selama ini tapi sebelum itu aku ingin bertanya kepadanya dan aku juga mengerti kalau pertanyaanku ini tak akan pernah bisa dijawabnya,

Apakah dia pernah berfikir sekali saja ?
Bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang ia sayangi.
“SEDIH, KAAAN..!!?“
Lalu apakah dia nanti juga akan ngerasain hal yang sama, Jika yang hilang itu adalah aku.

Mungkin dia gak akan ngerti aku...!?
Berulangkali aku mencoba bertahan hanya padanya, tapi dia selalu mencari-cari kesalahanku agar kita bisa mengakhiri ini semua.

Semenjak itu hidupku terasa sangat aneh dan membingungkan. Aku tak bisa merasakan arti dari hidupku sendiri. Padahal sudah banyak hal yang aku lakukan tapi aku tak tahu untuk apa dan mengapa?

Kini aku terdiam membisu hanya untuk menantikan suaranya seperti yang dahulu pertama kali menelponku, suara ceria, suara canda, suara tawa, suara tangis dan suara perhatian yang selalu didambakan oleh kaum pria, Namun hal itu tak kunjung tiba juga.

Akhirnya aku maju selangkah untuk berhenti memutuskan ikatan ini walaupun hal itu aku harus membohongi hati kecilku sendiri dengan berjalan ke tempat aku beribadah untuk menelpon tuhan, Berharap telponku diangkat-NYA bahwa saat ini aku sedang pasrah dan menyerahkan semua kepada-NYA.

Ada atau tidak adanya lagi dia disisiku, Suatu hari nanti aku yakin pasti tuhan menjawab teleponku dan mengirimkan seseorang sekali lagi yang ikhlas bernyanyi di handphoneku dan bernyanyi di dunia nyataku, karena sosok yang aku tunggu itu sebenarnya adalah sosok yang mencintaiku apa adanya.






Jumat, 21 September 2012

cinta, apakah cinta??

“Cinta itu rumit ...!“
“Sayang itu membuat genit ...!“
“Suka itu nguras duit ...!“
“Tapi jika ketiga hal itu diberikan kepada orang yang salah, maka hasilnya malah bikin sakit ...!“

Semalam, aku masih ingat dengan setiap detail kejadian itu, meskipun menyakiti hatiku tapi aku akan selalu mengingatnya dalam memori otakku lalu menceritakannya.

Sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah dan ibu, mereka berdua memiliki 2 anak remaja, yang pertama adalah anak laki-lakinya dan yang kedua adalah anak perempuannya yang nantinya kita sebut dengan nama cewek A.

Cewek A ini memiliki seorang kekasih yang belum pernah ditemuinya, karena satu alasan yaitu jarak mereka jauh.

Pertama kenal, cewek A suka sekali dengan kekasihnya yang ia kenal melalui dunia maya atas dasar perhatian yang sangat besar, padahal sebelumnya cewek A juga memiliki kekasih di dunia nyata, akan tetapi cowoknya si cewek A tidak pernah membuat dirinya bahagia dengan caranya sendiri, sehingga cewek A melarikan diri di dunia maya dan kenal dengan kekasihnya yang baru di dunia maya tersebut.

Cewek A selalu menelpon dan mengirimkan sms setiap hari untuk kekasihnya di dunia maya, kadang juga setiap kali cewek A juga melakukan hal yang sama kepada kekasihnya yang ada di dunia nyata. Hal itu sengaja dia lakukan karena dia hanya ingin mengusir kegalauannya saja, tapi ia masih tidak sadar kalau hal itu juga akan menyakiti seseorang jika sampai ketahuan nantinya.

2 bulan lamanya, Cewek A sudah berhasil mengambil alih hati kedua kekasihnya, kekasih yang ada di dunia maya maupun kekasih yang ada di dunia nyata. Sehingga kekasihnya yang ada di dunia maya sekarang gantian yang selalu menelpon dan mengirimkan sms, terlebih lagi mengirimkan pulsa ke nomer handphone si cewek A.

1 bulan setelah itu, hubungan antara cewek A dengan kekasihnya di dunia maya terbongkar dan di ketahui oleh kekasihnya yang ada di dunia nyata, sehingga cowoknya si cewek A yang ada di dunia nyata itu menelepon kekasih si cewek A yang ada di dunia maya agar menjauhi kekasihnya si cewek A. Tapi berhubung sudah terlanjur cinta dan sayang, maka keduanya tidak ada yang mengalah...!

Suatu hari, ketika cewek A sedang mengalami sakit yang parah dan harus di rawat di rumah sakit selama 1 minggu, kekasihnya cewek A yang ada di dunia nyata selalu menjenguk dan memberikan perhatian penuh agar si cewek A bisa lekas sembuh sementara kekasihnya yang ada di dunia maya, dari kejauhan hanya bisa mendo'akannya.

Akhirnya, Cewek A menjadi sadar dengan perbuatannya dan memilih kekasih yang ada di dunia nyata sebagai teman hatinya. akan tetapi kekasih yang ada di dunia nyatanya meminta dirinya untuk memutuskan kekasih yang ada di dunia maya. Namun hal itu tidak mau di lakukan oleh si cewek A karena takut menyakiti hati kekasihnya yang ada di dunia maya. Segala hal tentang kekasih didunia mayanya ia coba untuk melupakannya dengan cara menjauhinya sementara kekasihnya yang ada di dunia maya berharap cewek A tidak berubah.

Sungguh ironis, kekasihnya yang ada di dunia maya itu masih saja mengharapkan cewek A untuk kembali seperti seseorang yang ia kenal pertama kali, sampai ia lupa makan dan ia tidur sampai larut tengah malam hanya untuk menantikan suara teleponnya berdering, untuk memastikan bahwa ada telepon atau sms dari cewek A.

Suatu malam, do'a kekasihnya cewek A yang ada di dunia maya itu terkabulkan, dan ia sangat senang sekali ketika ada telpon berdering dari cewek A, padahal waktu itu niat cewek A hanya untuk mengakhiri hubungan saja.

Ketika mengobrol ditelepon, cewek A ini menangis dan meminta kekasihnya yang ada di dunia maya untuk segera makan malam dan cepat tidur, karena perhatian ini, mungkin adalah telepon terakhirnya. Heran dengan perkataan cewek A, kekasihnya pun ingin bertanya, kenapa? tapi sebelum menjawab, cewek A menutupkan teleponnya dan mengirimkan sms terakhir, “AKU MAU MAU MAKAN LALU TIDUR, TOLONG JANGAN HUBUNGI AKU LAGI,“ Begitu bunyi kata smsnya.

Karena penasaran, kekasihnya cewek A yang ada di dunia maya pun segera meneleponnya balik, tapi sia-sia saja, karena cewek A tidak mau mengangkatnya, sampai akhirnya ia mengirimkan sms berulang kali ke nomornya,

Selang beberapa sms yang terkirim, akhirnya di balas juga tapi sayangnya yang membalas adalah kakak laki-lakinya si cewek A,

“Oh, sory mas, adikku sudah tidur tuh?, ini kakaknya.!“ Balas sms pertama.

“Oh, gitu yah mas, maaf yah, ehm .. apa adiknya mas, udah makan sebelum tidur tadi?“ Balas kekasih cewek A.

“Oh dia, gak mau makan nih, mas? saya bangunin, eh malah ngambek dia.“ Balas sms kedua kakak si cewek A.

“Oh, ya udah biarin saja mas, jangan di paksa.“ Balas sms kekasih cewek A.

“Huuuuh, dasar anak bandel nih mas, saya pukul aja nih kepalanya biar dia mau makan.“ Balas sms ketiga dari kakak cewek A.

“Maaf, mas. apakah boleh saya tahu namanya mas?“ Balas sms si kekasih cewek A.

“Oza, memang kenapa?“ Balas sms keempat, kakak si cewek A.

“Maaf yah, mas Oza..! bila saya sedikit kurang sopan, nama saya Reno, saya juga punya adik cewek namanya Reni yang usianya kira-kira sama dengan adiknya mas Oza, Reni juga sangat bandel, bahkan mintanya di marahin terus sama si Reno, Tapi semarah-marahnya Reno pada Reni, Reno tak pernah memukul kepalanya Reni, meskipun berulangkali Reni membuat jengkel hatinya Reno dengan sifatnya yang manja itu. Suatu malam, ketika itu Reni sedang sakit dan tidak ingin makan, Reno memaksanya untuk segera makan sampai terlanjur emosi sehingga Reno memukul kepalanya Reni hingga Reni menangis, Semenjak itu Reni bersumpah tidak akan menyapa Reno sampai Reno mau meminta maaf kepada dirinya, Tapi berhubung Reno memiliki harga diri tinggi, Akhirnya sampai sekarang, Reno dan Reni tidak pernah saling menyapa walaupun posisi mereka tinggal serumah.“ :(

Setelah itu, tidak ada balasan sms lagi dari cewek A atau kakaknya si cewek A, Nomer mereka hilang bagaikan ditelan bumi.

*****

Sungguh aneh tapi nyata..!!
Tidak ada pertemuan kok bisa ada perpisahan, jika suatu ketika ada cinta yang di khianati, masih mampukah seseorang untuk mempertahankannya, lalu untuk apa ? cinta di ungkapkan bila hanya untuk di buat permainan. Seandainya cinta, sayang dan suka yang kamu bangun sekian lama bersama dia, roboh seketika. Apakah kamu mampu menganggap mantan kekasih yang menyakiti hatimu seperti saudaramu sendiri ?

Cerita Bermakna

Aku adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan,
setiap hari Aku hanya melayani penumpang dan melakukan pekerja

an yang monoton.

Pada tanggal 7 agustus 2012 yang lalu, aku menjumpai suatu
pengalaman yang membuat perubahan pandanganku terhadap pekerjaan maupun hidupku. Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, Dan kebetulan juga penumpang sangat penuh pada hari ini. Di antara penumpang aku melihat seorang kakek dari desa memakai baju biasa sedang merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya,

Pada saat itu aku yang berdiri di pintu pesawat menyambut
penumpang kesan pertama dari pikiranku ialah zaman sekarang sungguh sudah maju sebab seorang dari desapun sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.

Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, aku melihat kembali kakek tua tersebut, dimana dia duduk dengan tegak dan kaku di tempat duduknya dengan memangku karung tua itu bagaikan patung.

Kami menanyakannya,“mau minum apa kek?“, dengan
terkejut dia melambaikan tangan menolak, Kemudian kami hendak membantunya meletakan karung tua di atas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kepada seluruh penumpang, Aku melihatnya duduk dengan tegang di tempat duduknya, Tidak tega melihatnya aku menawarkan makanan juga tapi malah ditolak olehnya.

Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya “apakah kamu sakit?,“ dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia ingin pergi ke toilet tetapi dia takut apakah di pesawat boleh
bergerak sembarangan, takut merusak barang di dalam pesawat. Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh
bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugari untuk mengantarkan dia ke toilet, Pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang di sebelahnya
sambil menelan ludahnya, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh di atas meja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan “Tidak usah, Tidak usah.“

Setelah itu, kami mengatakan engkau sudah haus,“ minumlah?“
dengan spontan dia bergerak dengan merogoh sakunya dan
dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, lalu dengan tersenyum aneh, kami menjelaskan kepadanya bahwa minumannya ini gratis, Tapi dia tidak percaya,
katanya saat dia dalam perjalanan menuju
bandara, Ia merasa haus dan meminta air kepada
penjual makanan di pinggir jalan tapi dia tidak diladeni melainkan
malah diusir seperti pengemis.

Pada saat itu juga kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawanya sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan
di pinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan
dianggap sebagai pengemis.

Setelah kami membujuk dia untuk yang terakhir kalinya, Akhirnya dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, dan kami menawarkan makanan tetapi lagi-lagi ditolak olehnya. Kemudian Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah di tingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal
bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal di kota akhirnya pindah kembali ke desa, Sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak
sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, Akan tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dengan alasan tiket pesawat terlalu sangat mahal namun dia bersihkeras dapat pergi sendiri yang akhirnya dengan terpaksa disetujui oleh anaknya.

Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan di bandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut di tempat bagasi akan tetapi dia bersihkeras membawanya sendiri, katanya jika
ditaruh di tempat bagasi, Maka ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah
hancur, akhirnya kami membujuknya meletakkan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, dan dia bersedia juga tapi sangat berhati-hati dia meletakkan karung tersebut seakan-akan itu adalah anaknya sendiri.

Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan juga, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat kelaparan sekali, saat itu pesawat hendak mendarat dengan suara kecil, dia menanyakan kepadaku,“ Apakah ada kantongan
kecil?“ dan memintaku meletakkan makanannya di
kantong tersebut.

Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk
anaknya, kami semua sangat terkejut. Karena menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa tapi di mata seorang desa menjadi sangat begitu berharga. Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang
belum kami bagikan kepada penumpang dan menaruhnya
di dalam suatu kantongan yang akan kami berikan
kepada kakek tersebut, tetapi di luar dugaan dia malah menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan dan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri.

Perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat aku dan teman-temanku sangat terharu dan menjadi pelajaran
berharga bagiku. Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat
semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa kulupakan dalam seumur hidupku, yaitu dia
berlutut dan menyembah kami, mengucapkan
terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan
bahwa kami semua adalah orang yang paling baik
yang pernah dijumpainya,

“Kami di desa hanya makan sehari
sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini
kalian tidak memandang hina terhadap saya dan
meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu
bagaimana mengucapkan terima kasih kepada
kalian, Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian nanti.“ dengan
menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya.

Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja di lapangan membantunya keluar
dari lapangan terbang. Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, sudah beragam penumpang kujumpai, ada yang banyak tingkah, yang cerewet dan yang lain-lainnya, Akan tetapi selama hidup, Aku belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, Padahal kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin setiap hari dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, Namun kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami sembari mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar sambil menyisihkan jatah
makanannya sendiri untuk anaknya tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya,

Perbuatan kakek tersebut membuat aku sadar dan teman-temanku
sangat terharu yang mana menjadikan pengalaman yang
sangat berharga buatku di masa yang akan datang nanti, yaitu,“ Jangan pernah memandang orang dari penampilan luarnya saja, Akan tetapi kita harus tetap bisa menghargai keberadaan setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.“

***

Jika suka dengan cerita ini, Tolong Bagikan keteman-teman berandamu untuk membuat mereka sadar bahwa kita tidak boleh meremehkan perjuangan orang yang terlihat lemah di mata kita, Karena belum tentu kita semua dapat melihat tekad yang kuat dari orang yang lemah tersebut untuk mencapai sebuah tujuan.

Terima kasih :(

TES IQ TENTANG SAKIT HATI

TES IQ TENTANG SAKIT HATI.

Selama 1 tahun lamanya, Ada seorang wanita single yang setiap hari selalu tersenyum akan tetapi di balik senyumannya itu dia menyimpan se'ember air mata yang tidak bisa ditutupi dari kedua matanya karena sakit hati oleh seorang cowok, Namun setiap bulan ada cowok baru yang mendekatinya dan berusaha mengobati luka di hatinya.

Cowok 1 di bulan januari berkata,
“Putus itu
bukan akhir dari segalanya. Bagus malahan kamu putus sekarang, Mumpung belum beranjak yang lebih serius. Jadi rasa sakitnya nggak mungkin seberapa, Ingat ! Masih ada teman-temanmu yang setia menghibur dan mendukungmu selalu.“

Cowok 2 di bulan februari ngomong,
“Menjalani hubungan lebih dari setahun tidak berarti dia adalah jodohmu, Tetaplah mengenal satu sama lain, Karena ada loh, yang sudah bersama 5 tahun bahkan lebih tapi mereka tetap putus, Apalagi kamu baru seumur jagung, Jadi keburu berkoar-koar dulu untuk bersama dia, Nanti kalau putus lagi, gimana? Kan malu dong?“

Cowok 3 di bulan maret berbicara,
“Nggak salah, Kalau ada yang bilang lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, Sakitnya gigi memang rasanya bikin kita susah makan dan tidur dengan tenang, tapi sakitnya di khianati, rasanya untuk bisa makan dan tidur harus menunggu ada yang mengobati. Terimalah dengan hati yang lapang dan jangan mencoba untuk melupakannya, Maafkanlah dirinya dan move on...!!!“

Cowok 4 di bulan april mengatakan,
“Menangis seminggupun percuma, Iya! Bukan semalam lagi, Hatimu tergores omongan pihak ketiga yang setajam silet. Apalagi, Si dia tiba-tiba menghilang setahun ini. Jangan terlalu terpengaruh omongan, Jika dia jodohmu, Pasti dia akan memberikan paspor dan tiket untuk bisa bersamamu selamanya.“

Cowok 5 di bulan mei berikrar,
“Menunggu ternyata memang menyakitkan. Sekian lama kamu berusaha, Namun hasilnya tetap saja tak terlihat. Mungkin dia memang bukan untukmu. Aku tahu mengejar impian itu tak salah, Tapi kamu juga harus mengerti, Siapa tahu impian tersebut sebenarnya sudah datang tapi dalam sosok yang berbeda sehingga kamu tak menyadarinya.“

Cowok 6 di bulan juni bicara,
“Berkali-kali jatuh cinta dan sakit hati dengan type orang yang sama memang menyebalkan rasanya, Kamu sudah lelah untuk menemukan orang yang tepat. Tapi jangan keburu mengibarkan bendera putih pada cinta. Yakinlah bahwa ada seseorang yang ditakdirkan jadi belahan jiwamu.“

Cowok 7 di bulan juli bergumam,
“Selama ini, Kamu hanya menggunakan ketakutanmu untuk mengendalikan perasaanmu. Sesekali jangan ikuti apa kata perasaanmu karena kadang kala perasaan itu juga bisa menipu. Yang lalu biarlah berlalu, Yang esok biarkan jadi misteri dan yang sekarang yakinlah pada dirimu sendiri bahwa apapun bisa kamu lakukan asalkan kamu mau.“

Cowok 8 di bulan agustus berisyarat,
“Tak ada yang bisa mengalahkan bahagianya melihat orang yang kita sayangi bahagia, Padahal dulu kamulah yang memberinya sesuatu. Namun melihatnya tersenyum dan menyukai pemberianmu bisa membuat hatimu menjelma jadi taman bunga.“

Cowok 9 di bulan september mengutarakan,
“Masalahnya kamu jatuh cinta kepada seseorang yang tak boleh kamu cintai. Itu, kenapa? Itu Karena semakin kuat kamu menyangkal perasaan itu, Maka semakin kuat pula perasaanmu kepadanya. Iya, Kamu nggak salah, Kita semua juga nggak bisa menentukan pada siapa kita jatuh cinta, Tapi biarlah waktu yang menjawab.“

Cowok 10 di bulan oktober mengucapkan,
“Sudahlah, Tidak berarti kamu harus menyerah. Cuma kamu harus sadar bahwa keadaan sudah terlanjur terjadi, Karena dia sudah menjadi milik orang lain, Akan percuma jika kamu terusin, Sebab itu cuma buang-buang waktumu saja dan pada akhirnya kamu sendiri yang sakit hati. Jadi relakan saja dia! Ya, Seperti perumpamaan, CINTA NGGAK HARUS MEMILIKI.“

Cowok 11 di bulan november berdalih,
“Tak ada gading yang tak retak, Walaupun gading itu dilapisin emas hasil sepuhan 24 karat. Begitu juga dengan hubunganmu? Yang mana didepan kamu kecipratan bahagianya perjumpaan, Dibelakang kamu juga harus siap dikecawakan sama yang namanya perpisahan. Ingat, Putus itu bukan berarti akhir dari segalanya.“

Cowok 12 di bulan desember bersuara,
“Besikap realitis itu memang perlu, Tapi bermimpi juga merupakan suatu hal yang penting. Tak masalah jika kamu mempertahankan keinginanmu, Selama itu tak menganggu orang lain dan lingkunganmu.“

Dari ke 12 cowok yang berusaha mengobati luka sang wanita ini, Manakah kata-kata yang akan dipilih sang wanita untuk di jadikan Obat sakit hati yang cocok menurutnya ?

****
Sebagai wanita yang pernah sakit hati, Pasti mengerti mengenai hal ini dan sebagai laki-laki, Pasti juga akan paham caranya membuat para wanita memberikan simpati walau hanya sebatas kata-kata.

 
Jalanilah - hidup - ini -dengan - apa - adanya