Pengangguran mungkin bagi sebagian orang merupakan kata atau sebutan yang paling buruk atau bisa juga dikatakan sebagai sebuah title yang tersandang kepada
orang-orang malas dan tidak bisa berkreasi. Tapi apakah semua orang yang
nganggur itu buruk ? Hmmm memang saya tidak akan memberikan sebuah “lowongan kerja”
disini, tapi saya ada sedikit cerita yang bisa anda ambil hikmahnya
untuk membuat anda seorang pengangguran bisa dihormati orang dan
dianggap sebagai seorang pengangguran yang berkualitas
.
Apakah harus menjadi seorang Net Entrepeaneur ? Tidak kok, kalo net
entrepeneur itu bukan pengangguran, tapi sebuah pekerjaan yang belom
diakui oleh kalangan masyarakat luas saja. Lalu bagaimana jadi seorang
pengangguran tapi berguna bagi nusa dan bangsa ini ? karena saya tahu
sekali berapa orang yang nganggur dan berapa orang yang kerja.
Perbandingannya jauh sekali. Sementara seseorang pengangguran selalu
saja mempunya imej (tulisannya gimana sih ? ) yang negatif di
masyarakat. Lalu bagaimana cara membuat seseorang segan dengan anda,
walaupun anda bukan seorang direktur bank ternama atau sebagai karyawan
di salah satu perusahaan ternama mari kita diskusikan bareng disini.
Saat saya pulang dari warnet kira-kira
jam 23.00-24.00 banyak sekali fenomena atau kejadian yang saya temui di
jalanan. Fenomena ini tak lain halnya adalah fenomena salah satu teman
lingkungan saya yang bernama si “S” tiap hari selalu
saja melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya membuat dirinya di-cap
buruk oleh tetangga-tetangganya termasuk saya sendiri
.
Dia ini pengangguran yang paling parah sekali dan tidak ada usaha
untuk lepas dari predikat pengangguran itu sendiri. Bagaimana tidak,
setiap hari kalo malam-dini hari dibuat untuk minum-minum bersama
kawan-kawannya, nah kalo pagi – siang hari dia tertidur pulas di rumah.
Setelah bangun pun ia tidak lain hanya cuman mandi dan makan lalu pergi
lagi dengan teman-temannya. Padahal yang saya tahu ibu-nya sangat
bekerja keras di pasar horas Siantar sana, sebagai penjual daging ayam. Emang
sih ibu-Nya ini bukan penjual ayam kecil-kecilan tapi udah jadi juragan.
Tapi melihat kelakuan anaknya yang seperti ini, saya dan juga
tetangga-tetangga yang lain ga jamin kalo usaha ibu-nya ini akan bisa
tambah besar. Dikarenakan memang yang saya dengarkan dari rumah saya
selalu saja ada pertengkaran antara ibu dan anak yang lagi minta duit
. Memang sungguh mengenaskan sekali jika dan seandainya kita jadi
pengangguran yang seperti ini. Lalu pengangguran yang bagaimanakah yang
baik itu ?? mari kita lihat kasus berikut ini :
Salah seorang teman saya berinisial “T”
(cowok) adalah lulusan SMA tahun 2003 sama dengan si “S”. Tapi saya
salut sekali sama si T ini. Dia emang suka nongkrong dengan anak-anak
lingkungan saya beda sama saya yang tiap hari saat itu hanya dirumah
saja
. Dia ini mungkin orang yang kreatif dan pinter. Ibu dan bapaknya juga orang yang cukup kali kalo saya bilang
soalnya dia ini anak juragan bandeng
. si T ini pada suatu hari saat saya beli bakso dari tukang bakso
gerobak tanya-tanya soal cara membuat bakso. Langsung saja si abang
bakso yang merupakan juga langganan saya ini, kasih tahu resepnya. Entah
bagaimana awal mulanya si T ini membuat resep bakso spesial buatannya
ini, tiba-tiba saja tanpa ada angin dan hujan dia yang status
pengangguran ini (setelah selesai SMA mau kuliah ga diterima
dimana-mana), jadi abang bakso gerobak keliling. Saat itu banyak
tetangga yang bergosip entah itu gosip karena merasa kasihan, dan ada
juga gosip mengenai kemandirian si T (saya dan nenek saya gosip ini).
Meskipun dalam perjuangan awal berjualan bakso saya tahu sendiri
bagaimana beratnya
mulai dari gerobak yang numplek
(bahasa indonesianya apa yah ? ), ditertawakan semua teman-teman
sebayanya, disindir sama tetangga-tetangga, dan banyak lagi halangan dan
rintangannya. Bahkan banyak para tetangga yang bukan saja nyindir si T,
tapi malahan langsung kepada ibunya. Tapi ibunya ini tetap saja yakin
bahwa apapun pekerjaan si anak, jika itu halal maka dia akan
merestuinya. Setelah usahanya berjalan 2 tahun (tahun 2005) semua
tetanggaku mulai tercengang dengan usaha si T yang makin maju. Dari
gerobak dalam waktu 2 tahun bisa beli rumah sendiri + sewa warung.
Dengan Warung ini pun usahanya tambah maju lagi hingga buka cabang di 2
pasar yaitu di pasar besar Siantar dan Medan. Saat 2007 kemaren, dia yang
sudah pindah dari lingkungan saya, saya dengar kini si T pindah ke Solo
dan mulai buka cabang disana.
Itulah tadi 2 cerita antara si S dan T
yang sama-sama pengangguran namun jalur yang mereka tempuh berbeda.
Mungkin untuk bagaimana menjadi pengangguran yang berkualitas bisa anda
simpulkan sendiri dari 2 kisah nyata diatas
saya mau tidur dulu
. Terima kasih
0 komentar:
Posting Komentar